Toko Online Bisa Menggeser Toko Konvensional

Bak lampu yang hampir mati, keredupan terjadi di pusat-pusat perbelanjaan. Misalnya yang sedang ramai diberitakan mengenai pusat perbelanjaan di Jakarta seperti WTC Mangga Dua, Roxy Square, hingga Pusat Elektronik Glodok yang mengalami penurunan jumlah pengunjung.

Menanggapi hal tersebut, Tito Siswanto, Sekretaris Pusat Kewirausahaan Ahmad Dahlan (PKAD) sekaligus Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta mengatakan adanya kemungkinan itu disebabkan karena maraknya toko online.

“Fenomena toko online bisa menggeser trand belanja di toko konvensional. Dibeberapa negara, fenomena ini sudah banyak terjadi. Walaupun kejadian sepinya pengunjung mall tidak sepenuhnya disebabkan hal tersebut, tapi setidaknya toko online menjadi alternatif ketika mall hanya menjadi tempat untuk berbelanja,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Kamis (20/7/2017).

Menurutnya, mall-mall di Indonesia harus segera melakukan inovasi. Pasalnya, Saat ini, mall di Indonesia, masih banyak yang hanya menjadi tempat belanja. Mall seperti ini, rentan ditinggalkan oleh pengunjung.

Sebab, sejatinya orang datang ke mall tidak selalu untuk belanja. Ada banyak orang datang ke mall bertujuan untuk santai, liburan, atau sekedar melepas penat.

“Jika hanya menjadi sarana penjualan produk, tentu tidak akan menjadi tempat yang pas untuk dituju. Dan jika mall tidak mampu berinovasi menjadi tempat yang mampu menawarkan keunikan, tidak mustahil, lima atau sepuluh tahun lagi mall di Indonesia akan bener-benar ditinggalkan,” tegasnya.

Kemudian Ia juga mengatakan sepinya pengunjung pada pusat perbelanjaan terjadi karena perubahan perilaku konsumen seperti gaya hidup masyarakat saat ini.

“Di Amerika, fenomena (sepi pengunjung) ini sudah sejak lama terjadi. Orang-orang di sana lebih senang liburan ke tempat yang bisa memberikan pengalaman baru dan unik bagi mereka. Di Indonesia sudah mulai terjadi. Anak-anak muda, lebih senang mencari hiburan di tempat-tempat yang bernuansa alami. Misalnya, naik gunung, atau wisata alam. Apalagi, kebiasaan dan perilaku anak muda yang merupakan generasi Y dan generasi Z ini cenderung eksis dan sangat intens di media sosial. Banyak diantara mereka pergi ke suatu tempat hanya untuk sekedar foto dan membagikan aktifitasnya di media sosial. Aktifitasnya dilihat banyak orang, lalu mendorong orang lain datang ketempat yg dikunjunginya,” tambahnya.

Selain itu, Ia menuturkan toko online sendiri memiliki banyak keunggulan yang ditawarkan dan ini yang membuat masyarakat berbondong-bondong belanja di toko online.

“Intinya, kalau hanya untuk belanja, pengunjung mall bisa mengambil pilihan belanja di toko online. Saat ini jumlahnya semakin bertambah banyak, semakin aman, dan tentu dengan harga yang relatif lebih murah. Tanpa harus terkena macet, tanpa antri, dan tanpa bayar parkir serta repot-repot berpindah tempat jika barang yang dicarinya tidak ada,” pungkasnya.

sumber: http://kicaunews.com/2017/07/21/toko-online-bisa-menggeser-toko-konvensional/